Revo AT : Satu lagi kemudahan dari Honda


Dari satu tipe ke tipe yang lain, ATPM di Indonesia belum bosan untuk terus menggelontorkan pasar roda dua dengan produk-produk terbarunya. Kapasitas produksi yang mencapai ribuan unit per bulan makin membuat sesak jalan yang notabene ruas nya tak kunjung bertambah. ATPM mana yang kali ini mengeluarkan produk terbaru ? Kali ini giliran Astra Honda Motor dengan produk Honda Revo Techno AT. Banderol nya tak kurang dari 15 juta-an. Produk ini menawarkan sistem operasi yang baru dimana gen motor cub (bebek) akan bergabung kekuatan dengan sistem transmisi otomatis (matic).

revo at

Honda Revo Techno AT yang mengusung sistem injeksi ini menyusul dua varian injeksi Honda Indonesia yaitu Honda Supra X 125 PGM-FI dan PCX 125. Cc-nya masih di angka 110, sama dengan varian Honda Revo terdahulu. Produk ini sekaligus menjadi amunisi tambahan Honda paska PCX 125. Yamaha yang masih tampak hati-hati justru sekarang kalah gerak dengan keluarnya PCX 125, Scoopy hingga Revo AT ini.

Kembali ke topik. Kemudahan apa ? Yang jelas ada di kemudahan operasi nya. Sistem matik tidak menuntut pengendara untuk banyak berpikir untuk menggerakan kendaraan. Sistem perpindahan gigi terjadi otomatis sesuai tingkatan RPM yang berjalan. Mudah-mudahan di kesempatan lain saya mendapatkan uji naik kendaraannya.

Matik menurut saya jelas-jelas akan memudahkan pengendara, mulai dari yang tingkatannya pemula hingga advance. Bagi yang mahir (advance) tentunya tidak terlalu bermasalah sejauh dia mampu secara cepat membedakan tiap sistem operasi, manual atau otomatis atau semi otomatis. Nah bagi yang pemula, kerap matic dijadikan media bantu belajar motor. Alasannya jelas karena mudah di operasikan, tinggal mengurut gas dan memainkan waktu pengereman. Tidak perlu ada waktu untuk pindah-pindah gigi atau memantau kinerja RPM.

Disinilah bahaya nya. Secara ideal pengendara harus mampu mengatasi semua jenis moda transmisi. Jadi si pengendara akan lebih aware dalam menaklukkan medan sekitar, kapan harus menghentikan putaran gas, kapan harus berganti gigi dan yang lain. Karena terlalu mudahnya sistem matik bekerja, kerap saya lihat para penunggang matik ini overspeed. Menghentikan putaran roda melalui sistem rem nya pun kerap terlalu dekat dengan objek yang ingin di hindari. Pendapat informasi bahwa matik tidak memiliki engine break kerap terlewat. Jadi kadang cara mengatur putaran gas pun tampak terlalu terkesan di sepelekan.

PR lanjutan buat pabrikan agar produknya bisa lebih detil di kenali konsumen. Murni untuk menjaga keselamatan mereka. Kemudahan matik juga menyimpan berbagai macam resiko dan bahaya. Matik tidak cuma mudah dikendarai, tapi juga mudah mencederai.


About this entry