Pantai Madasari, Vixion Lightning dan PCX 150


Photobucket

Photobucket

Kemana setelah terpuaskan di Green Canyon? Masih ada waktu hingga matahari terbenam untuk menghabiskan waktu. Tujuan berikutnya adalah pantai Madasari (ada yang menyebutnya Mandasari, bahkan Legok). Lokasi yang saya dan teman-teman kunjungi kemarin sebenarnya sedikit keliru dengan Madasari yang asli sesuai referensi blogging. Tapi dengan view yang cukup indah cukup lah pantai yang berdampingan dengan lintasan pacu kuda Madasari ini menjadi pemberhentian kami, apalagi kalo bukan untuk sesi foto-foto.

Jaraknya tidak begitu jauh dari Green Canyon, sekitar 25 km-an. Ada yang unik soal kondisi jalan. Lepas perbatasan desa Cimerak aspal jalan berubah drastis dari aspal rusak menjadi beton mulus sepanjang desa. Motor mengayun dan berkelok pun jadi terasa nikmat belum lagi nuansa pedesaan yang asri dan nyaman. Perjalanan praktis kami nikmati perlahan. Dengan baju basah saya pun bergerak rileks menuju desa Madasari.

Photobucket

Photobucket

Untuk mencapai lokasi ini jangan sampai anda melewati kantor BRI di desa Cimerak, lokasi belokannya ada sebelum bank BRI yaitu ke kiri jika anda datang dari arah Green Canyon. Setelah lepas jalan utama perjalanan dilanjutkan ke sisi dalam desa dan langsung disambut luasnya pacuan kuda di sebelah kiri dan angin keras dari pantai di sebelah kanan. Panas tapi sejuk. Silakan cari spot berhenti saat melihat ada batu alam besar di bibir pantai. Spot menarik lain adalah maju sedikit untuk mencapai jembatan pertama. Cukup lah perjalanan kami hentikan disini.

Photobucket

Photobucket

Photobucket

Satu lagi destinasi tercapai, meski keliru toh masih dalam garis panjang yang sama dari pantai Madasari.

MADASARI, LIGHTNING dan PCX

Photobucket

2012, pasar motor sport menggeliat, bahkan pelan-pelan menggerus pasar motor bebek. Tanda kebangkitan finansial konsumen dan munculnya gengsi tinggi untuk ber motor sport? Entah, saya ga mau mengulik lebih dalam soal itu. Kini saatnya ‘mengadu’ asiknya naik Yamaha New Vixion Lightning melawan Honda PCX 150. Lho kan beda genre mas bro? Yup benar, catatan perjalanan berikut bukan sebuah ajang mengadu langsung dua varian dari genre yang berbeda, jelas Lightning dari ranah sport ringan sementara PCX dari ranah matik premium. Kubikasi mirip-mirip lah dengan pengabutan modern alias injeksi. Lalu gimana sensasinya di turing melelahkan ke Ciamis ini?

Yamaha New Vixion Lightning
Untuk konsumsi bensin silakan browse ke para blogger yang doyan dituntun ATPM karena saya mencoba ‘menjaili’ nya dari sisi yang berbeda. Impresi berkendara Lightning (saya menyebutnya begitu saja) lebih baik ketimbang versi lawas. Panel instrumen pun punya tawaran baru dengan sapaan HI BRO. Tidak penting-penting amat memang karena cuma muncul sebentar. Bukan sebuah nilai lebih tapi malah justru di bangga-banggakan banyak pihak. #mlengos.

Pindah ke pengendalian. Lightning punya bekal ban lebih besar ketimbang versi terdahulu. Ini yang membuat handling jauh lebih oke dan nyaman, terutama saat melumat aspal rute Sumedang-Dago. Awas ga usah ‘mereng-mereng’ !, itu bukan prilaku yang penting untuk di jalan raya. Jatuh ntar ‘nangis’ lagi.

Photobucket

Pindah ke bagian tangki. Bentuk tangki tampak bongsor tapi muncul sisi yang mengecewakan. Alih-alih riil tangki justru di bagian depannya terbuat dari plastik. Desain ini jelas sedikit membuat repot bagi peturing yang doyan naruh ‘tank bag’, lha wong kuncian magnet cuma bisa di rekatkan di bagian belakang. PR lagi buat 7Gear nih. #LirikAdet.

Dan soal bahan plastik tadi, kuncian magnet bakal kurang lengket nempel tanki. Selain itu ‘tank bag’ juga bakal mengganggu posisi kunci starter. Maklum Lightning mengusung desain baru penempatan kunci. Hasilnya bisa dibilang inovatif tapi bisa juga tidak. Konsumen yang juga peturing ya diharap nrimo aja deh ya.

Photobucket

Mana bagian paling seksi? Buritan bro, tampil super seksi menurut saya. Intip aja foto nya. Lalu bagaimana dengan desain di depan. Headlamp desain baru sudah mengumbar keluhan karena posisi yang tampak ‘nunduk’. Secara estetika tidak begitu nyaman dilihat, belum ditambah ‘positioning’ plat nomor. Jika terjadi kecelakaan, plat nomor ini bisa terbang ke muka si penghendara. Bagian runcing di spatbor depan pun tampak di desain seadanya.

Photobucket

Photobucket

Tapi semua ini kembali ke selera lho ya. Untuk di geber turing atawa perjalanan jarak jauh, Lightning oke punya. Handling ok dengan bawaan ban yang stabil plus konsumsi bensin yang bisa dibilang irit. Nilai untuk turing. 7 dari 10.

Honda PCX 150
Honda secara baik merevisi besaran mesin nya menjadi 150 dari yang sebelumnya 125. Bodi nya bongsor dan sempat di anggap motor modifikasi oleh penduduk lokal yang mencegat PCX saat isi bensin. PCX amat sangat nyaman dari desain jok yang empuk, bertingkat dan punya sandaran bokong. Sebuah desain yang tidak akan ditemukan di motor sport kecuali anda me modifnya sendiri.

Photobucket

Kokpit PCX juga tampak mewah tapi juga sederhana. Semua penjelasan fungsional bisa dilihat dengan apik dengan penempatan visor besar di muka. Berpindah ke bawah, bagasi PCX tampil luas berikut laci, belum lagi bagasi di bawah jok yang bisa menyimpan paling tidak 4 set baju ganti saat turing. Alat-alat lain bisa di selipkan di antaranya.

Light and economical. Ringan dalam pengendalian dan irit serta ekonomis, sayangnya konsumsi Pertamax di wajibkan jika PCX ingin tampil segar sepanjang perjalanan. Ini jelas menuntut manajemen pemakaian dan isi ulang bensin dari sisi pengendara. Tarikan gas nya pun terasa spontan dan cepat naik apalagi jika sedang melahap jalur mulus, PCX bakal unggul dari kelas motor manapun.

Suspensi? Jika dihadapkan dengan jalan bergelombang, suspensi PCX tampil empuk dan ini saya rasakan saat mencoba iseng keluar dari jalur aspal. Bagaimana jika medannya lebih berat? Ya pilih-pilih rute donk, PCX jelas tidak diciptakan untuk kondisi-kondisi jalan yang rusak berat.

Sebagai alat turing jauh jelas PCX amat sangat nyaman. Buat yang mendambakan perjalanan santai, aspal baik dan suasana yang nyaman jelas PCX bisa jadi teman jalan yang bisa diajak bercinta. Kelemahan liuk-liuk di jalur padat pun saya rasa masih di batas toleransi normal.

Photobucket

Bagian paling seksi menurut saya ada di kepala nya. Desain membulat dan lampu lebar sungguh menyegarkan mata. Seolah belum cukup, foot rest alias deck PCX amat nyaman untuk menaruh kaki yang bebas tugas karena transmisi PCX yang otomatis. Nilai untuk turing 8,5 dari 10.

Pilih mana buat jalan-jalan?

Sekian untuk hari kedua di Ciamis.


About this entry